Kamis, 02 Juni 2016

Pengertian, ruang lingkup dan kegunaan psikologi dakwah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dakwah merupakan Kewajiban setiap Muslim. Sebagai Da’i tentu saja kita ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai tugas dakwah. Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang. Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau beramal Shaleh menjadi giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam, begitulah seterusnya.
Karena dakwah bermaksud mengubah sikap kejiwaan seorang Mad’u, maka pengetahuan tentang Psikologi Dakwah, Sistematikanya dan kedudukan Psikologi Dakwah menjadi sesuatu yang sangat penting. Dengan pengetahuan tentang Psikologi Dakwah ini, diharapkan kita atau para juru dakwah dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan. Rasulullah SAW. Dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan tingkat kesiapan jiwa orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian Psikologi Dakwah?
2.    Bagaimana Ruang Lingkup Psikologi Dakwah?
3.    Apa Kegunaan Psikologi Dakwah?
C.    Tujuan Masalah
1.    Kita dapat mengetahui Pengertian Psikologi Dakwah.
2.    Kita dapat memahami Ruang Lingkup Psikologi Dakwah.
3.    Kita dapat mengetahui Kegunaan Psikologi Dakwah.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Psikologi
Dalam langangan ilmu pengetahuan, psikologi merupakan salah satu pengetahuan yang tergolong dalam “empirikal science”, yaitu ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman manusia, walaupun pada awal perkembangannya bersumber pada filsafat yang bersifat spekulatif. Dan memang, psikologi dalam sejarah perkembangannya berutang budi pada filsafat. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan seperti yang diungkapkan oleh Will Durant, diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infantri ini adalah berbagai ilmu pengetahuan diantaranya adalah ilmu psikologi. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak, setelah itu ilmu tersebutlah yang membelah gunung dan merambah hutan.
Psikologi menurut bahasa berasal dari kata Yunani yang terdiri dari dua kata, psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi secara bahasa dapat berarti ‘ilmu jiwa’. Namun pengertian ilmu jiwa itu sendiri masih dianggap kabur dan belum jelas. Hal ini disebabkan karena para sarjana belum mempunyai kesepakatan tentang jiwa itu sendiri. Menurut Sarlito, tidak ada seorang pun yang tahu dengan sesungguhnya apa yang dimaksud dengan jiwa itu sendiri, karena jiwa adalah suatu kekuatan yang tidak tampak oleh pancaindra wujud dan zatnya, melainkan yang tampak hanya gejala-gejalanya saja.
Bahkan, jika kita kembali kepada Oxford Dictionary, maka kita akan mendapatkan kata Psyche mempunyai banyak arti, seperti ‘soul’,’mind’,dan spirit’. Dalam Islam, istilah jiwa juga mempunyai banyak makna, seperti ‘an-nafs’,’al-ruh’, al-bashirat, dan ‘al-hayat’. Oleh karena itu, sering timbul berbagai pengertian yang berbeda-beda, di mana banyak ilmuwan memberikan definisi yang berbeda-beda pula sesuai dengan arah minat dan aliran masing-masing.
B.    Pengertian Dakwah
Dakwah Secara bahasa mempunyai makna bermacam-macam;
1.    اانداء : memanggil dan menyeru.
2.    Menengaskan atau membela, baik terhadap yang benar ataupun yang salah, yang positif ataupun yang negatif.
3.    Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu.
4.    Doa (permohonan).
5.    Meminta dan mengajak seperti ungkapan, da’abi as-syai’ yang artinya meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman.
Istilah dakwah dalam Al-Qur’an diungkapkan dalam bentuk fi’il maupun mashdar sebanyak lebih dari seratus kata. Al-Qur’an menggunakan kata dakwah untuk mengajak kepada kebaikan yang disertai dengan resiko masing-masing pilihan. Dalam Al-Qur’an, dakwah dalam arti mengajak ditemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, dan 7 kali mengajak keneraka atau kejahatan. Di samping itu, banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan istilah dakwah dalam konteks yang berbeda.
Secara terminologi, pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat. 
C.    Pengertian Psikologi Dakwah
Psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup kejiawaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
Psikologi dakwah dapat juga diberi batasan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada pengalaman ajaran-ajaran Islam demi kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Tujuan psikologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan para Da’i tentang pola dan tingkah laku para Mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan (psikis) sehingga mempermudah para Da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang dikehendaki oleh ajaran Islam.
D.    Kedudukan Psikologi Dakwah
Psikologi Dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertugas mempelajari/membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
Dalam paparan penulis diatas dapat dilihat bahwasanya posisi atau kedudukan Psikologi Dakwah dalam sistematika studi psikologi cukup memiliki peranan penting karena sebagai sebuah disiplin ilmu psikologi di tuntut untuk menjawab persoalan-persoalan Kontemporer, sebagaimana yang dibutuhkan oleh para pegiat studi psikologi baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Mulai dari pemaparan sistematika studi psikologi yang diklasifikasikan menjadi dua bagian secara teori maupun praktisnya, kemudian dalam bagian psikologi praktis tersebut terdapat studi psikologi agama islam dan diakhir Psikologi Dakwah merupakan bagian dari psikologi agama islam.
Oleh karena itu Psikologi Dakwah merupakan psikologi praktis atau psikologi terapan, maka ruang lingkup pembahasannya pun berada dalam proses kegiatan dakwah dimana sasarannya adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Didalamnya melibatkan sikap dan kepribadian para juru dakwah dalam menggarap sasaran dakwah yang berupa manusia yang punya sikap dan kepribadian pula. Di sinilah akan terlihat adanya hubungan atau antar hubungan dan saling pengaruh mempengaruhi antara juru dakwah dengan sasaran dakwah, sehingga terwujudlah suatu rangkaian proses yaitu input yang berupa motivasi dakwah yang dibawa oleh juru dakwah dengan sikap dan kepribadiannya ke arah sasaran dakwah yang berupa manusia sebagai individu dan anggota masyarakat dari mana tiga kekuatan rohaniah digerakkan (kognisi, konasi, dan emosi) melalui proses belajar sehingga timbul pengertiaan, kasadaran, penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama, yang merupakan input, sedang tingkah laku yang berubah berupa pengamalan ajaran agama adalah output. Antara output dengan input terjadi interaksi yang disebut feedback sebagai pengkoreksi lebih lanjut terhadap bahan input yang dimasukkan kedalam proses-proses permainan manusia. Bilamana output tidak sesuai dengan input maka tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lebih lanjut. Bilamana output sudah tepat atau sudah benar sesuai dengan input maka tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan bahkan perlu dikembangkan terus. Demikian proses itu berlangsung terus dalam dakwah secara siklus.

E.    Ruang Lingkup Psikologi Dakwah
Psikologi merupakan disiplin ilmu yang memusatkan perhatian dalam pembahasan mengenai manusia dan tingkah lakunya sebagai individu dan perilakunya dalam berhubungan dengan masyarakat. Menurut cakupannya psikologi dapat dibagi dalam enam bidang, yaitu Psikologi Umum dan Eksperimen, Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, dan Psikologi Industri dan Organisasi. Selain itu, terdapat cabang-cabang terapan psikologi yang mencakup bidang-bidang kehidupan manusia. Dengan kata lain, di mana manusia hidup dan bertingkah laku, maka sesungguhnya lapangan psikologi terdapat di area tersebut. Namun demikian, dalam pembahasan buku ini tema-tema yang akan di bahas mencakup tema-tema proses perkembangan manusia, proses belajar dan emosi serta kepribadian manusia. Keseluruhan tema dibahas secra integratif.

F.    Kegunaan Psikologi Dakwah
Seorang da’i manakala ingin agar pesan dakwahnya dipahami maka dakwahnya itu harus disampaikan dengan pendekatan psikologis, yakni sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan jiwa mad’u. Dakwah seperti itulah yang disebut dakwah persuasif. Sesuai dengan ungkapan Nabi yang artinya: Berbicaralah kepada orang sesuai dengan kadar akal mereka.
Kadar akal dapat dipahami sebagai tingkatan intelektual, bias juga dipahami sebagai cara berpikir, cara merasa dan kecendrungan kejiwaan yang lainnya.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Psikologi Dakwah adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada iman takwa kepada Allah Swt. Bila disederhanakan bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan pendekatan kejiwaan.
Sebagaimana telah di paparkan di atas, maka kedudukan Psikologi Dakwah terlihat jelas Mulai dari pemaparan sistematika studi psikologi yang di klasifikasikan menjadi dua bagian secara teori maupun praktisnya, kemudian dalam bagian psikologi praktis tersebut terdapat studi psikologi agama islam dan diakhir Psikologi Dakwah merupakan bagian dari psikologi agama islam.

B.    Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan di atas tentunya kami banyak mengalami kekurangan dan kesalahan dan oleh karena itu hendaknya pembaca memberikan tanggapan baik itu berupa kritik dan saran yang bersifat konstruktif terhadap karya tulis ini.








DAFTAR PUSTAKA
Faizah, dkk. 2009. Psikologi Dakwah. Cet kedua. Jakarta: Kencan.
Munir, Muhammad. Dkk. 2006. Manajemen Dakwah. Cet kedua. Jakarta: Kencana.
H.M. Arifin, 1991. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartini, Netty, dkk. 2004. Islam dan Psikologi, Ed. 1. Cet. 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
http://tobrial-ars.blogspot.co.id/2010/05/psikologi-dakwah-resume.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar